BANDHA: Kuncian Energi

Kata bandha memiliki makna yang luas dalam literatur Sansekerta, antara lain ‘mengikat’, ‘menjembatani’, juga bisa berarti ‘janji’, dan ‘tendon’. Dalam yoga klasik, bandha menunjukkan korelasi (samyoga) antara Diri Transendental (purusha) dan kesadaran. Hubungan ini digambarkan bagai api dan kayu.

Lebih jauh, bandha diartikan sebagai ‘ikatan’ kesadaran terhadap objek tertentu atau lokus (desha), yang merupakan esensi paling mendasar dari konsentrasi.

Dalam latihan yoga, bandha adalah metode penghentian aliran psiko-energi (prāna) di satu tempat tertentu. Untuk pengertian ini, bandha kerap diterjemahkan sebagai ‘kuncian’ (blocking) atau ‘penyempitan’ (constriction) – suatu aktivitas menekan atau menegangkan otot.

Apa yang Dilakukan oleh Bandha?

Bandha adalah katup energi internal yang ketika diaktifkan memungkinkan energi mengalir dan mengaktifkan energi potensial. Secara teknis ini adalah sesuatu yang tidak kasat indera.

Pada awalnya, bandha dipelajari sebagai prosedur untuk mengaktifkan otot dan gerakan fisik. Namun para yogi kemudian menemukan pola neuro-fisiologis, mental, dan energi di balik prosedur fisik itu, sehingga bandha kemudian dilakukan dengan kesadaran di tahap sadhana. Kemudian aktivitas ini dilakukan secara spontan, wajar, dan terus menerus – tidak hanya saat sadhana saat terjaga, tapi juga ketika tidur. Akhirnya, aktivitas fisik dan kontraksi otot hanya menjadi bagian kecil dari bandha.

Bandha adalah salah satu aspek pratyāhāra yang berfungsi untuk menahan dan mengikat kembali energi (prāna) agar tidak terhambur.

Bandha bukan semata kontraksi otot secara fisik. Terminologi ini diterjemahkan sebagai ‘kuncian’, namun tidak dalam pengertian membendung, menghambat, atau bahkan menekan dengan paksa. Bandha adalah kuncian energi yang menghubungkan dan menyelaraskan energi vital (prāna) dalam diri individual dengan konstelasi batiniah, konstelasi luar, dan sumber semua energi yang kekal dan universal.

Ada tiga bandha klasik:
1. mūla-bandha (kuncian dasar)
2. uddīyāna-bandha (kuncian melayang)
3. jālandhara-bandha (kuncian tenggorokan)

Ketika ketiganya dilakukan sekaligus bersamaan, disebut tri-bandha atau bandha-traya. Bandha sebaiknya dilakukan, baik sekaligus maupun satu per satu, pada saat melakukan āsana (postur), prānāyāma (pernafasan), mudrā (gestur), dhāranā (konsentrasi), dan dhyāna (meditasi).

MANFAAT:

  1. Bandha adalah bagian sangat penting dalam latihan yoga, karena membawa dampak besar pada tubuh. Berlatih bandha akan memberi stimulasi intensif pada fungsi sistem saraf, sistem pencernaan, dan sistem pernafasan. Melalui stimulasi ini bandha melakukan detoksifikasi tubuh dan membuat aparatus tubuh bekerja lagi sebagaimana mestinya.
  2. Bandha menciptakan dua kutub bertentangan seperti baterai, untuk mengalirkan energi.
    1. Mūla-bandha menarik energi dari ujung bawah tulang belakang ke cakra dasar (mūlādhāra-cakra) dan menghubungkan kita dengan elemen bumi, sehingga tubuh lebih kokoh dan stabil.
    2. Uddīyāna-bandha secara harfiah berarti “melayang” – menarik energi (prāna) dari tempat asalnya di mūlādhāra-cakra, merambat naik melalui tulang belakang, dan menghubungkan kita dengan elemen udara, yaitu energi di cakra jantung (anāhata-cakra). Uddīyāna-bandha memberi sensasi ringan dan membantu mengatasi gaya gravitasi.
    3. Jālandhara-bandha mengubah gerak naik energi di sepanjang tulang belakang menjadi gerak spiral, dan menghubungkan kita dengan elemen eter di cakra mata ke-tiga (ājnā-cakra) di kepala. Gerak spiral energi akan merangsang energi potensial (kundalinī) untuk bangkit. Walau dagu tidak terus-menerus diturunkan, namun kualitas jālandhara-bandha terus berlanjut. (ret)

.

.

Sila beri tanggapan